Skip to main content

Saya Beli ICBP: Kenapa? Bonus Intip Portfolio Saya

Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya Ratih, di Mommy Belluga Investing.

Setelah sekian lama, akhirnya saya bisa juga membeli ICBP atau saham PT Indofood Sukses Makmur CBP. Baru – baru ini ICBP mengakuisisi Pinehill Company Ltd dan menambah hutang yang cukup signifikan. Beberapa investor kemungkinan jadi galau atas berita ini dan menjual saham – sahamnya di ICBP, tapi saya malah beli ICBP.

Alasannya karena brand Indomie yang dekat di hati, kinerja ICBP 5 tahun terakhir, dan potensi peningkatan kinerja setelah akuisisi Pinehill Company Ltd. Mau tau lebih lengkap, baca terus posting kali ini sampai selesai. 

Ohya, silakan subscribe blog ini ya, supaya saya lebih bersemangat lagi untuk membuat posting seperti ini.

Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date: https://t.me/MommyBellugaInvesting

Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube melalui link ini: https://youtu.be/4AJaXykCkeQ

Trade Confirmation (POEMS) 28/12/2020
Di atas kita lihat trade confirmation saya. Pada tanggal 28 Desember 2020, ICBP menyentuh angka Rp 9475 per lembar saham, artinya satu lot atau 100 lembarnya adalah di Rp 947500 rupiah.

Mari kita lihat berapa biaya yang saya keluarkan untuk transaksi ini:
  • Saya membayar komisi sebesar Rp 1223, yaitu setelah saya hitung sekitar 0.12% dari nilai transaksi.
  • Saya membayar VAT (Value Added Tax) atau Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 122, yang setelah saya hitung sekitar 0.012% dari nilai transaksi.
  • Selain itu, saya juga membayar IDX Fee, biaya yang dikenakan oleh Bursa Efek Indonesia, sebesar Rp 360, atau 0.038% dari harga saham.
Secara total saya membayar biaya sebesar Rp 1750 atau 0.17% dari harga saham yang saya beli.


Harga per lot < Rp 1 juta

Pertama kali saya tertarik dan meriset kinerja ICBP adalah di bulan Oktober 2020, tapi sayangnya waktu itu dana-nya belum cukup. Pada saat saya ada dana sekitar Rp 1 jutaan, ternyata harganya sudah melampaui Rp 1 juta. Kemudian di tanggal 28 Desember, 2020, harganya turun sampai Rp 9475 per lembar sahamnya. Jadinya saya beli.
 

Nah, sekarang kita lanjut melihat angka – angka kinerja dari  ICBP. Saya ada data kinerjanya selama 9 tahun terakhir, dari 2011 sampai dengan 2019. Mari kita lihat EPS atau Earning per Share, PE Ratio atau Price to Earning Rasio, dan Dividen-nya. 

EPS 2011-2019
Ok kita mulai dari laba per saham atau earning per share ICBP selama 9 tahun terakhir, dari tahun 2011 sampai dengan 2019.

Di grafik di atas saya plot EPS ICBP selama 9 tahun terakhir. Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2019. Laporan tahunan-nya untuk tahun 2020 belum terbit saat video ini disiapkan, yaitu di tanggal 5 Januari 2021. Di grafik, EPS di plot sebagai noktah2 yang dihubungkan dengan garis tebal. Saya juga beri garis hijau putus-putus untuk menandakan level nol, agar mudah melihat apakah perusahaannya sedang untung atau rugi.

Kita lihat selama 9 tahun ini, laba ICBP meningkat cukup stabil. Di tahun 2011, laba per sahamnya masih di bawah angka Rp 100an, hampir mendekati Rp 200. Sedangkat di tahun 2019 angka laba per sahamnya sudah jauh melampaui dua kali lipat laba per sahamnya di tahun 2011, Rp 400, bahkan mendekati Rp 500.

Sekarang mari kita lihat apa efek pandemi terhadap ICBP.

EPS per kuartal 2019 - 2020
Ok untuk melihat efek pandemic, di grafik ini saya plot lagi empat laba per-saham tiap kuartal dari ICBP. Laba per saham di plot sebagai noktah tebal dismbungkan dengan. Mirip dengan sebelumnya, saya juga taruh garis hijau putus-putus untuk menandakan batas untung dan rugi.
 
Ada penurunan cukup signifikan di masa pandemi ini. Di tahun 2019, laba per saham tiap kuartalnya ada di kisaran seratusan. Setelah mengalami peningkata cukup signifikan di kuartal pertama 2021, terjadi penurunan cukup drastis. Laba per saham di kuartal ketiga tahun 2020 adalah sekitar setengah dari rata – rata laba per kuartal di tahun sebelumnya, tahun 2019. Tapi ada catatan, laba kuartal pertama dan kedua tahun 2020 cukup tinggi, jadi misalnya kalau kuartal keempat laba-nya tidak menurun lagi, seharusnya laba tahunan-nya tidak terlalu jauh dari tahun 2019.

Sekarang mari kita lihat berapa bagian keuntungan ini yang di bagikan ke pemegang saham

Dividen 2014 - 2019
Ok, sekarang, berapa dividen yang dibagikan ke pemilik saham. 

Di grafik ini saya plot dividen dari ICBP sebagai noktah tebal yang dihubungkan dengan garis tebal. Di tiap noktah saya kasi dua angka. Angka yang diatas adalah besar dividen dalam Rupiah. Kemudian angka yang dibawah adalah prosentase dari laba yang dibagikan sebagai dividen. Saya juga plot laba per sahamnya sebagai garis tipis.

Kita lihat sejak tahun 2014, ICBP selalu rajin membagi dividen. Angkanya di kisaran 30 sampai dengan 60 persenan dari laba tahunannya. Jadi lumayan masuk akal. Kalau dibandingkan dengan harganya, angka dividen ini ada di kisaran 2 persen-an. Ya, masih kalah dengan deposito yang ada di kisaran 5 persen-an saat ini. 

PE 2013 - 2020

Disini saya taruh grafik dari Price to Earning Ratio atau PE. PE nya sendiri saya plot sebagai noktah-noktah yang di hubungkan dengan garis tebal. Kemudian ada juga garis hijau putus-putus horizontal, serta garis merah putus-putus horizontal. Daerah antara kedua garis horizontal itu menandakan dimana PE nya masuk akal bagi saya. 

Sekilas, saham ICBP kemahalan. Karena PE-nya dari tahun 2013, kebanyakan ada di angka 25. Saya biasanya memilih saham yang PE-nya di bawah 10. Kenapa 10? karena kasarnya artinya saya sebagai pemodal bisa balik modal dalam waktu 10 tahun. 

Faktor "X"

Secara singkat, ICBP kelihatan kinerjanya cukup baik kalau kita lihat dari segi laba 9 tahun terakhir. Memang ICBP dividen-nya enggak banyak dan PE-nya cukup tinggi. Tapi saya melihat potensi jangka Panjang dari ICBP, terutama dengan keberadaan brand-nya yaitu Indomie.

Saya suka makan Indomie. Saya besar dengan rasa dan selera Indomie. Saya terbiasa dengan Indomie sejak kecil. Saya bisa bayangkan, orang lain yang dibesarkan dengan selera yang sama dengan saya, kemungkinan juga sebegitu familiar dengan Indomie.

Disamping itu, Indomie juga cukup populer di berbagai negara di dunia. Kita bisa bayangkan potensinya kalau anak – anak jaman sekarang familiar dengan Indomie. Akan ada generasi yang familiar dengan Indomie ke depan-nya. Ditunjang dengan produksi dan distribusi yang baik di manca negara, ICBP kemungkinan masih bisa bertumbuh.

Dari berita yang saya baca di maket bisnis.com, Pinehil Company Ltd. adalah perusahaan yang bergerak di industri pembuatan mie instan di Timur Tengah dan Afrika. 

Saya belum ketemu website perusahaan dari Pinehil Company Ltd, saya hanya ketemu website dari Pinehil Arabia Food Limited atau PAFL. Menurut website PAFL tersebut, PAFL memiliki 3 pabrik, di mana 2 diantaranya memproduksi mie instan indomie dan yang satu lagi memproduksi saus paket untuk semua produk mie. Jadinya, kemungkinan akuisisi ini berkontribusi untuk ekspansi dan pada akhirnya peningkatan laba.

Setiap ekspansi pasti ada resikonya, karena hutang Indofood ICBP meningkat hampir 5 kali lipat, dari Rp12 triliun menjadi Rp54 triliun karena adanya tambahan pinjaman bank sehubungan dengan akuisisi Pinehill. Jadi, posting ini hanya merupakan sharing alasan saya membeli saham ICBP, bukan ajakan untuk membeli ICBP.

Update Portfolio 


Nah, sekarang, update portfolio saya.

Gara – gara beli ICBP, portfolio saya jadi seperti di gambar di atas ini. Nilainya Rp 5237300. Komposisi terbesar adalah ICBP, dengan 19.9%, hampir 20% dari keseluruhan portfolio saya. 

Catatan, nilai portfolio saya ini selisih Rp 800 ribuan atau 18.19% dari nilai beli. 

Sekian posting saya kali ini. Terima kasih banyak sudah membaca, ikutin terus perjalanan saya untuk belajar investasi, ya. Jangan lupa subscribe ke blog ini, supaya saya bersemangat untuk membuat posting seperti ini. Sampai ketemu di posting selanjutnya.


Comments

Popular posts from this blog

Bedah Portfolio Saham 1

Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya Ratih, di Mommy Belluga Investing. Kali ini saya akan melakukan bagi portfolio saya. Tujuannya: Sebagai dokumentasi perjalanan saya berinvestasi Agar, mengumpulkan saran2 dan tips-tips dari master-master investor di kebetulan membaca blog ini. Ini saya jujur2an, saya berharap semoga nanti portfolio ini terus berkembang. Versi video dari blog ini, "Bedah Portfolio Saham 1 (Bonus Perbandingan dengan Reksadana Index)" bisa diakses di YouTube: https://youtu.be/hUN85QmkF3A Portfolio  Jadi, singkat cerita, di atas ini penampakan portfolio saya, sampai dengan 19 November 2020, yaitu saat blog ini disiapkan. Portfolio vs Biaya Saya plot di grafik di bawah: Garis merah dan tebal itu adalah portfolio saya Garis biru adalah biaya yang saya keluarkan. Jadi kalo portfolio saya diatas garis biru, berarti saya masih untung, kalo dibawah, saya rugi. Kalo dilihat di awal-awal saya beli saham, nilai portfolio saya di bawah biaya. Tapi karena saya belinya,

Kupas Saham - Saham ASTRA: ASII, AUTO, ASGR, & AALI

Halo semuanya, kembali lagi bersama saya Ratih di Mommy Belluga Investing.  Hari ini saya bahas beberapa saham di Bursa Efek Indonesia yang ada kata ”Astra” nya. Saham saham itu antara lain: Astra International (ASII),  Astra Otoparts (AUTO),  Astra Graphia (ASGR),  Astra Agro Lestari  (AALI) Dari analisa sederhana saya, saya ketemu: Keempat perusahaan ini tidak pernah merugi, di 10 tahun belakangan.  3 dari empat perusahaan ini, lumayan tahan krisis.  Saat krisis, sepertinya pasar tetap melakukan pembelian kendaraan, akan tetapi menunda servis dan pembelian suku cadang.  ASII sepertinya patut saya pertimbangkan untuk dibeli. Bagaimana saya bisa sampai ke kesimpulan ini, simak analisa saya lebih lanjut. Ohya, jangan lupa subscribe dan like ya, supaya saya lebih bersemangat lagi untuk membuat konten – konten seperti ini.  Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date:  https://t.me/MommyBellugaInvesting Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube mela

Kenapa SRIL Pelit Dividen?

Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya Ratih, di Mommy Belluga Investing. Kali ini kita akan membahas, kenapa SRIL pelit dividen? Posting kali ini terinspirasi dari seri video 100 ribu saya sebelumnya, ini link-nya . Di posting itu saya ketemu walau laba SRIL cenderung terus meningkat, tapi dividen-nya segitu2 saja, malah cenderung makin kecil. Di posting kali ini saya telusuri dan plot angka – angka di laporan finansial SRIL dari tahun 2015 sampai dengan 2019 untuk menemukan, kenapa SRIL pelit dividen? Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date:  https://t.me/MommyBellugaInvesting    Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube melalui link ini:  https://youtu.be/jPSryA_8lUw Gambaran Umum SRIL adalah kode saham PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih populer dikenal sebagai Sritex. Sritex bergerak di adalah perusahaan tekstil dari hulu ke hilir. Lini usahanya mulai dari Pemintalan (Spinning), Penenunan (Weaving), Finishing, dan Garment. Perusahaan ini