Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya, Ratih di Mommy Belluga Investing. Kali ini atas permintaan dari salah satu subscriber di channel YouTube saya, saya akan coba lihat dan Analisa Pt. Ascet Indonusa Tbk, dengan lambang ACST. Saya lacak, EPS, Dividen, dan PE-nya.
Secara singkat, kesimpulan saya setelah menganalisa dari data yang ada adalah sebagai berikut:
- ACST perusahaan yang saya rasa saya tidak atau belum nyaman untuk saya beli sahamnya.
- Perusahaan sepertinya sedang dalam usaha untuk perbaikan internal operasi. Jadinya, saya lebih pilih untuk tidak masuk dulu.
Kenapa saya ber-kesimpulan seperti itu? Kalau tertarik, silahkan dibaca terus yah.
Supaya ACST tidak kesepian, dan sebagai perbandingan kondisi sektor infrastruktur, saya sandingkan ACST dengan 3 perusahaan infrastruktur plat merah, yaitu:
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI),
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), dan
- PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA).
Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date: https://t.me/MommyBellugaInvesting
Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube melalui link ini: https://youtu.be/O2bBPmNy6TY
Profil ACST
ACST adalah symbol saham dari PT Acset Indonusa Tbk (Acset). Perusahaan ini adalah perusahaan konstruksi dan kontraktor dengan spesialisasi di bidang fondasi, struktur, sipil dan infrastruktur. Melalui akuisisi oleh PT United Tractors Tbk, Grup Astra mengendalikan kepemilikan 50,1% saham Acset. Seluruh saham Acset telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia dengan total kapitalisasi pasar Rp 2,0 triliun pada akhir tahun 2017.
Menurut laporan keuangan-nya tahun 2016 yang kebetulan bisa saya download dari servernya, website cdn.Indonesia yang kebetulan muncul di search google, PT Acset Indonusa Tbk melaksanakan Penawaran Saham Perdana pada tahun 2013.
Catatan, saat posting blog ini disiapkan, tanggal 10 Januari 2021, website PT Ascet Indonusa tidak dapat di akses. Jadi Sebagian besar data2 yang saya pakai disini diambil sumber lain, bukan laporan website ACST, diantaranya:
- Seperti yang saya sebutkan di atas, server cdn.indonesia
- IDX.co.id untuk data sampai 2017
- Kemudian dari https://www.indonesia-investments.com untuk data yang lebih tua
- Dan juga berita dari https://www.kontan.co.id/tag/pt-acset-indonusa-tbk-1
Profil ADHI
ADHI adalah symbol dari Adhi Karya atau PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Perusahaan ini saya rasa sudah tidak asing lagi bagi kita, Adhi Karya adalah salah satu perusahaan konstruksi pelat merah. Saham Adi Karya mulai diperdagangkan di bursa saham di tahun 2004. Dari laporan tahunan 2019, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham di Adhi Karya. Dan sisanya dimiliki oleh public.
Adhi karya juga dipercaya untuk mengerjakan project strategis pemerintah, dan kelihatannya hampir setengah pendapatan ADHI asalnya dari proyek2 pemerintah, misalnya project LRT jabotabek
Profil WSKT
WSKT addalah symbol saham dari Waskita Karya atau PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Perusahaan ini adalah perusahaan tua sebenarnya. Tadinya merupakan perusahaan konstruksi Belanda yang di nasionalisasi tahun 1961. Pada tahun 2012, saham mulai diperdagangkan di bursa saham. Menurut laporan tahunan, tahun 2019, 66 Persen saham WSKT di pegang oleh pemerintah RI.
WIKA adalah symbol saham dari Wijaya Karya atau PT Wijaya Karya Persero Tbk. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1960 dengan bidang usaha instalasi listrik dan air. Melaksanakan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) pada 2007. Sejak saat itu Pemerintah Indonesia memegang 65% saham. Bersamaan dengan itu identitas perusahaan menjadi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Nah, sekarang kita lanjut melihat angka – angka kinerja ACST, ADHI, WSKT, & WIKA. Kita akan lihat EPS atau Earning per Share, Dividen dan PE Ratio dan Price to Earning Rasio. Saya juga plot harga nyaman-nya versi saya, berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Laba per saham (EPS) 2013 - 2019
Sekarang mari kita lihat kinerja keempat perusahan konstruksi ini. Gambaran pertama, kita lihat dari laba per saham, Earning per Share atau EPS. Di grafik di atas saya plot laba per saham selama delapan tahun terakhir. Di setiap plot saya beri garis hijau putus-putus untuk menandakan perusahaan lagi untung atau lagi rugi.
Dari ke empat perusahaan yang kita kupas hari ini, hanya ACST yang sempat merugi. Yaitu di 2019, saat sebelum pandemi. Sedangkan ADHI, WSKT, dan WIKA tidak pernah merugi selama 8 tahun terakhir.
Laba ACST sangat tipis dari 2013 – 2018. Sampai akhirnya merugi sangat banyak di 2019. Saya tidak tahu pasti apa penyebab kerugiannya yang drastis di tahun 2019 ini.
Dari info berita yang saya dapat dari https://market.bisnis.com/read/20200226/192/1206298/ini-penyebab-acset-indonusa-acst-rugi-rp113-triliun
Kerugian ACST disembabkan oleh:
- Kerugian beban pokok dan bahan baku
- Keterlambatan pengerjaan penyelesaian project
Selanjutnya mari kita lihat Adhi Karya (ADHI), yang grafiknya berwarna biru di sebelah kanan atas. Laba per-saham ADHI lumayan stabil sampai 2015. Yang kemudian, turun lumayan banyak di 2016. Tapi masih tidak merugi ya. Kemudian sejak itu, di tahun 2017 dan seterusnya, labanya meningkat.
Kemudian Waskita Karya (WSKT). Labanya meningkat drastis dari 2013 sampai 2017, lalu kemudian stabil di 2018, sampai akhirnya menurun tajam di 2019.
Dari laporan keuangannya, tedapat:
- Penurunan pendapatan usaha dari 40 triliunan, hampir mendekati 50 triliun di tahun 2018 menjadi 30 triliunan di tahun 2019.
- Disamping itu, terdapat peningkatan pelunasan hutang obligasi yang cukup drastis, dari Rp 350 Milyaran di tahun 2018, menjadi sekitar 2 triliun-an di tahun 2019, atau mendekati 6 kali lipat daripada angka di tahun 2018.
Kemungkinan kombinasi dari kedua hal tersebut yang mengakibatkan drastisnya penurunan laba di tahun 2019.
Selanjutnya Wijaya Karya atau WIKA. Laba nya 7 tahun terakhir cenderung meningkat, dan mencapai hampir dua kali lipat di 2019, kalau dibandingkan dengan laba per saham-nya di tahun 2013.
Sekarang mari kita lihat efek pandemi ke keempat perusahaan ini
Kinerja saat pandemi
Secara histori, keempat perusahaan ini rajin membagikan dividen.
ACST memilik proporsi pembagian paling tinggi, yang berkisar antara 20-70 %. Tidak ada pembagian dividen untuk laba 2019. Dan saya rasa tidak akan ada dividen untuk 2020. Ini karena perusahaan masih merugi.
Kemudian untuk ADHI, besaran laba perusahaan yang dibagikan sebagai dividen saya rasa lumayan cukup wajar, yaitu antara 10 – 30 % laba. Mirip dengan ACST, ada kemungkinan dividen ADHI akan kecil sekali untuk laba di 2020. Ada juga kemungkinan ADHI tidak membagi dividen. Kalau menurut saya sebagain investor, lebih baik ADHI tidak bagi dividen dulu untuk laba 2020. Labanya bisa dipakai sebagai bantalan modal untuk operasional. Sebagai pengingat, laba tahun 2020, dibagikan sebagai dividen di tahun 2021.
Untuk WSKT, yang grafiknya di kiri bawah berwarna ungu, rajin juga membagi dividen. Besaran dividen-nya ada di kisaran 5 sampai dengan 20 persen-an. Besar kemungkinan tahun 2021, tidak akan ada pembagian dividen karena kemungkinan besar WSKT masih merugi di tahun 2020.
Sama dengan ketiga perusahaan sebelumnya, WIKA juga rajin membagi dividen selama 6 tahun terakhir ini. Dividen-nya ada di kisaran 20 sampai dengan 40 % dari laba-nya. Besar kemungkinan juga tidak akan ada pembagian dividen di tahun 2021, karena kemungkinan besar WIKA merugi di tahun 2020. Dan kalaupun untung, mungkin jumlahnya akan sangat kecil kalau dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya,
Dividen 2014 -2019
Secara histori, keempat perusahaan ini rajin membagikan dividen.
ACST memilik proporsi pembagian paling tinggi, yang berkisar antara 20-70 %. Tidak ada pembagian dividen untuk laba 2019. Dan saya rasa tidak akan ada dividen untuk 2020. Ini karena perusahaan masih merugi.
Kemudian untuk ADHI, besaran laba perusahaan yang dibagikan sebagai dividen saya rasa lumayan cukup wajar, yaitu antara 10 – 30 % laba. Mirip dengan ACST, ada kemungkinan dividen ADHI akan kecil sekali untuk laba di 2020. Ada juga kemungkinan ADHI tidak membagi dividen. Kalau menurut saya sebagain investor, lebih baik ADHI tidak bagi dividen dulu untuk laba 2020. Labanya bisa dipakai sebagai bantalan modal untuk operasional. Sebagai pengingat, laba tahun 2020, dibagikan sebagai dividen di tahun 2021.
Untuk WSKT, yang grafiknya di kiri bawah berwarna ungu, rajin juga membagi dividen. Besaran dividen-nya ada di kisaran 5 sampai dengan 20 persen-an. Besar kemungkinan tahun 2021, tidak akan ada pembagian dividen karena kemungkinan besar WSKT masih merugi di tahun 2020.
Sama dengan ketiga perusahaan sebelumnya, WIKA juga rajin membagi dividen selama 6 tahun terakhir ini. Dividen-nya ada di kisaran 20 sampai dengan 40 % dari laba-nya. Besar kemungkinan juga tidak akan ada pembagian dividen di tahun 2021, karena kemungkinan besar WIKA merugi di tahun 2020. Dan kalaupun untung, mungkin jumlahnya akan sangat kecil kalau dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya,
Nah dari Analisa diatas, yang manakah perusahaan ini yang masih cukup murah untuk saya kemungkinan untuk beli?
PE Rasio Kuartal 2019 - Kuartal 3 2020
Untuk melihat perusahaan mana yang masuk akal dan ada prospek untuk saya pertimbangkan akan saya beli, saya pakai acuan Price to Earning Ratio nya, atau PE. Kalo ada yang perlu pengingat apa itu PE, saya cantumkan link nya di deskripsi. Nanti bisa di intip-intip untuk memberi penyegaran.
Ok di grafik di disamping ini saya plot PE nya selama 7 kuartal kemarin. Data PE nya saya plot sebagai noktah tebal dan dihubungkan dengan garis tebal. Kemudian ada juga dua garis horizontal putus-putus yang berwarna hijau, dan berwarna merah. Garis hijau putus-putus menandai PE 10, dimana di atas 10 saya anggap harganya kemahalan dan saya hindari biasanya. Penekanan disini di kata “biasanya”, karena kadang ada juga faktor - faktor X yang bikin saya masih nyaman untuk membeli sahamnya walaupun PE nya diatas 10. Kemudian, ada juga garis horizontal merah putus-putus untuk PE nol. Kalau noktahnya di bawah garis ini, artinya perusahaan sedang merugi, dan cenderung saya hindari juga.
Kita lihat PE ACST ga pergi jauh-jauh dari nol selama beberapa kuartal kemaren, artinya dia masih merugi. Untuk saat ini, saya tidak akan pertimbangkan dulu yah.
Kemudian ke ADHI, PE nya lumayan menarik di beberapa kuartal di 2019 yang kemudian melonjak naik di 2020. Ini seiring dengan penurun laba di 2020 dan kenaikan harganya yah. Untuk saat ini, saya juga Tiarap dulu untuk ADHI.
Kemudian WSKT. PE nya meningkat teratur selama kuartal 2019 yah, dan akhirnya turun di 2020. Ini karena WSKT mencatat kerugian di 2020 sampai kuartal ketiga.
Dan terakhir WIKA. WIKA sendiri selama 2019 PE nya lumayan stabil, yaitu dekat-dekat level 10. Di kuartal kedua 2020 mulai meningkat, dan akhirnya jauh sekali diatas level 10, hampir menyentuh 150. Kalo interpretasi saya, perlu 150 tahun untuk balik modal kalo saya masuk WIKA sekarang. Jadinya ya, artinya kemahalan sekali.
Untuk saat ini, saya belum bisa memberikan pendapat berapa harga nyaman, kalo seandainya masuk ke keempat perusahaan ini.
- Dari keempatnya, cuma ADHI dan WIKA yang saya bisa dapat semacam harga yang mengindasikan harga yang nyaman bagi saya. Tapi ini juga jauh ketinggian. Untuk ACST dan WSKT saya belom bisa berpendapat.
- ACST sendiri dalam masa transisi yang sedang memperbaiki bisnisnya. Saya tidak cukup data untuk tahu apakah semua usahanya akan bekarja atau tidak. Tapi dari angka2 yang saya punya ada harapan bakal membaik. Ini dilihat dari berkurangnya kerugian, walaupun masih rugi, kemudian juga total hutangnya berkurang.
- Tapi hutang yang berkurang, sepertinya bukan gara-gara kinerja. Tapi karena konversi hutang ke saham melalui right issue.
- Yang bikin saya agak was-was untuk ACST adalah website nya yang tidak bisa di akses, setidaknya sampai video ini saya siapkan yaitu tanggal 10 Januari 2020.
Sekian posting saya kali ini, terima kasih banyak sudah membaca, ikutin terus perjalanan saya untuk belajar investasi, ya. Jangan lupa subscribe, supaya saya lebih bersemangat untuk membuat konten – konten seperti ini. Sampai ketemu di posting selanjutnya. Bye.
Comments
Post a Comment