Skip to main content

Kupas Kinerja Saham Unilever dan United Tractors

Halo semuanya, kembali lagi bersama saya Ratih di Mommy Belluga Investing. Kali ini saya akan bahas dua saham yang sering muncul di timeline saya. Kebetulan kedua kode saham ini mulai dengan huruf U, yaitu:

  1. Unilever Indonesia dengan kode UNVR, 
  2. United Tractors dengan kode UNTR.


Secara ringkas, saya rasa kedua saham ini memiliki kinerja yang bagus, yaitu:

  1. Mereka tidak pernah merugi 10 tahun terakhir, 
  2. Mereka rajin membagikan dividen, 

Tapi ada dua hal yang bikin saya berpikir dua kali untuk kedua saham-saham ini:

  1. Harga UNTR yang di atas kemampuan budget saya, jadi saya harus benar – benar yakin dulu. 
  2. UNVR atau Unilever konsisten membagikan hampir seluruh labanya sebagai dividen, yang membuat saya merasa ini perusahaan ga akan berkembang.

Bagaimana saya sampai ke kesimpulan di atas, ikuti terus analisa saya di posting saya kali ini:

Ohya, jangan lupa subscribe dan like ya, supaya saya lebih bersemangat lagi untuk membuat konten – konten seperti ini. 

Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date: https://t.me/MommyBellugaInvesting  

Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube melalui link ini:
Profil UNVR
Sekarang lanjut ke profil singkat perusahaan.
Unilever Indonesia adalah perusahaan yang lumayan tua, dia didirikan di tahun 1933. 

Yang sedikit hal yang menarik disini. Notaris yang mengurus akta pendirian Unilever di tahun1933 di Belanda menarik perhatian saya. Namanya Tuan Andriaan Hendri Van Ophuijsen. Setelah saya tilik tilik lebih lanjut, ternyata beliau adalah anak dari Professor Bahasa Melayu, yaitu Professor Charles van Ophuijsen. Nama Professor Van Ohuijsen sempat diabadikan sebagai nama ejaan, yaitu ejaan Van Ophuisjen yang berlalu di Indonesia dari tahun 1901 to 1947. 

Okay segitu aja trivia-nya, sekarang lanjut ke kepemilikan perusahaan Unilever Indonesia. 85% sahamnya dimiliki oleh Unilever Indonesia Holding, sedangkan 15 % beredar di masyarakat.

Produk Unilever banyak sekali, dan saya juga pakai dirumah, seperti Lifebuoy, CIF dan yang lain lain. Dari segi produk, saya lebih condong ke UNVR daripada UNTR, karena produk – produknya saya kenal dan familiar.

Sejauh ini, prinsip saya dalam memilih saham adalah berinvestasi di saham – saham yang produknya familiar, jadinya cukup natural buat saya mengikuti produknya. Misalnya, Walls itu produk unilever, kalau seketika walls hilang di pasaran, atau rasanya berubah, saya akan lebih cepat tahu daripada misalnya perubahan kualitas produk yang saya gak familiar, misalnya rokok.

Profil UNTR

Sekarang lanjut ke United Tractors Tbk dengan kode saham UNTR.
United Tractors adalah salah satu anak perusahaan Astra. Didirikan tahun 1972, dan sahamnya mulai di perdagangkan di bursa saham dari tahun 1989.

UNTR bergerak di bidang penjualan alat berat untuk tambang dan konstruksi, sebagai kontraktor untuk perusahaan tambang, dan dari 2014 juga masuk ke usaha pertambangan lewat anak / cucu perusahaannya yaitu PAMA atau PT Pamapersada Nusantara. 
Salah satu anak perusahaan dari United Tractors di bidang konstruksi adalah ACST atau Ascet Indonusa. Perusahaan ini akan saya bahas di video yang tayang weekend ini. Link-nya ada di deskripsi.

Dari laporan keuangan terakhir, 59.5 % saham UNTR dipegang oleh PT Astra International Tbk (ASII), dan sisanya beredar di masyarakat. 

Yang paling saya suka dari UNTR disini, laporan keuangannya tersedia secara lengkap sampai tahun 1997.

Kita lanjut melihat angka – angka kinerja UNVR & UNTR lebih dalam. Kita akan lihat EPS atau Earning per Share, PE Ratio atau Price to Earning Rasio, dan Dividen-nya. Saya juga akan bagi, berapa harga nyaman dari perusahaan – perusahaan ini versi saya.

EPS UNVR & UNTR 2010-2019

Ok disini saya bandingkan laba per saham dari UNVR dan UNTR atau di kenal juga sebagai Earning Per Share, disingkat EPS. Karena data kedua perusahaan lumayan komplit, saya plot sampai 10 tahun terakhir.

Ok di grafik ini saya plot EPS dari kedua perusahaan ini sebagai noktah-noktah tebal, yang atas adalah UNVR dan yang bawah adalah UNTR. Garis putus – putus warna hijau itu adalah garis penghasilan nol. Kalau penghasilannya ada di bawah garis hijau, artinya perusahaannya sedang merugi.

Sekarang kita lihat grafik di layar, kita lihat kedua perusahaan tidak pernah merugi selama 10 tahun terakhir, bahkan laba-nya cenderung meningkat. 

Untuk grafik UNVR yang diatas, laba per sahamnya meningkat terus sampai 2018, di 2019 turun sedikit, tapi secara garis besar trend-nya masih meningkat.

Kemudian grafik yang dibawah, berwarna biru, adalah UNTR. Kita juga liat trend labanya tidak seperti UNVR. Sempat mengalami trend penurunan dari tahun 2011 sampai dengan 2015, tapi kemudian tren-nya meningkat sampai 2018-2019.

Sekarang, mari kita lihat apa efek pandemi ke kinerja perusahaan.

Laba Per Saham Kuartal (EPS) 2019-2020
Untuk melihat efek pandemi ke kedua pershaan ini, di grafik ini saya plot laba perusahaan setiap kuartal. Kita lihat, di grafik yang lebih atas, UNVR mengalami peningkatan laba di tiga kuartal pertama 2020 dibandingkan dengan tiga kuartal pertama 2019. Saat video ini saya siapkan, laporan kuartal ke empat UNVR belum keluar. 

Kemudian UNTR, sepertinya masih mengalami trend penurunan laba dari kuartal pertama 2019 sampai dengan kuartal tiga 2020. Tapi, tidak sampai merugi.

Sekarang mari kita lihat, seberapa besar banyak laba perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham

Dividen UNVR & UNTR 2010 - 2019

Sekarang kita lanjut ke dividen 10 tahun terakhir.
Di grafik ini saya plot laba perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham. Data-datanya saya plot sebagai noktah yang dihubungkan dengan garis tebal. Sebagai pembanding, saya juga cantumkan laba perusaan sebagai garis tipis.

Dari grafik ini, saya agak khawatir dengan prosentase laba UNVR yang dibagikan sebagai dividen. Hampir seluruh labanya dibagikan ke pemegang saham. Setidaknya untuk 10 tahun terakhir yah. Apakah ini artinya UNVR tidak ada rencana untuk berkembang lagi? Sepertinya ini perlu penelusuran lebih dalam lagi. Kalau ada yang bisa membantu memberikan pencerahan, jangan ragu untuk memberikan masukan di bagian komentar yah.

Untuk UNTR, dividennya kelihatannya lebih masuk akal. UNTR membagikan antara 30 – 50 persen labanya sebagai dividen. Kecuali di 2014, yang hampir seluruh labanya dibagikan sebagi dividen.

Sekarang kita lihat apa potensi sebagai pemegang saham kedua perusahaan ini, mari kita lihat apakah kedua saham ini cukup murah untuk saya pertimbangkan.

PE Rasio Kuartal 2019 - 2020

Di grafik ini saya plot Price to Earning Ratio atau disingkat PE, sering juga dibilang PER. Nilai-nilai PE nya saya plot sebagai noktah tebal, yang dihubungkan dengan garis tebal. Sebagai bantuan, saya juga taruh garis hijau dan merah yang menandakan PE 10 dan PE nol. Sebagai pedoman, biasanya saya anggap perusahaan itu murah kalo ada diantara kedua garis itu, akan tetapi tidak selalu. Terutama perusahaan yang saya suka, seperti ICBP. 

Untuk UNVR, PE nya hampir tidak pernah dibawah 10. Rata-ratanya hampir mendekati 50. Jadi, untuk saya, kondisi PE-nya yang di angka 50 ke atas ini memerlukan pertimbangan yang jauh lebih matang untuk memiliki.

Untuk UNTR, PE nya berkisar antara 15 dan 6. Sempat beberapa saat berada dibawah 10, yaitu antara 2018 sampai akhir 2020. Kalau dibandingkan antara UNVR dengan UNTR, sepertinya saya lebih condong ke UNTR, setidaknya dari segi angka PE nya.

Zona Harga Nyaman

Sekarang zona harga nyaman. Di grafik di layar saya plot harga UNVR & UNTR dari bulan September 2020 sampai dengan Januari 2021.

Angka maksimum harga nyaman saya, berdasarkan PE perusahaan di kuartal ketiga 2020, untuk UNVR adalah Rp 1906 per lembar saham. Sedangkan per tanggal 15 Februari 2021, pada saat video ini disiapkan, harga per sahamnya berada di angka Rp 7075. Jauh di atas harga nyaman saya. Lanjut ke UNVR, harga nyaman maksimal saya berdasarkan PE perusahaan di kuartal ketiga 2020 adalah Rp 19080. Sedangkan per tanggal 15 Februari 2021, pada saat posting ini disiapkan, harga per sahamnya berada di angka Rp 23150. Di atas harga nyaman saya.



Sekian dulu posting saya hari ini, somoga bisa bermanfaat, sampai ketemu lagi di posting selanjutnya. Jangan lupa subscribe dan like, supaya saya lebih bersemangat lagi untuk membuat konten – konten seperti ini. 

Prediksi Dividen UNVR & UNTR 2021

Apa Itu Earning Per Share (EPS) atau Laba per Saham?






Comments

Popular posts from this blog

Bedah Portfolio Saham 1

Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya Ratih, di Mommy Belluga Investing. Kali ini saya akan melakukan bagi portfolio saya. Tujuannya: Sebagai dokumentasi perjalanan saya berinvestasi Agar, mengumpulkan saran2 dan tips-tips dari master-master investor di kebetulan membaca blog ini. Ini saya jujur2an, saya berharap semoga nanti portfolio ini terus berkembang. Versi video dari blog ini, "Bedah Portfolio Saham 1 (Bonus Perbandingan dengan Reksadana Index)" bisa diakses di YouTube: https://youtu.be/hUN85QmkF3A Portfolio  Jadi, singkat cerita, di atas ini penampakan portfolio saya, sampai dengan 19 November 2020, yaitu saat blog ini disiapkan. Portfolio vs Biaya Saya plot di grafik di bawah: Garis merah dan tebal itu adalah portfolio saya Garis biru adalah biaya yang saya keluarkan. Jadi kalo portfolio saya diatas garis biru, berarti saya masih untung, kalo dibawah, saya rugi. Kalo dilihat di awal-awal saya beli saham, nilai portfolio saya di bawah biaya. Tapi karena saya belinya,

Kupas Saham - Saham ASTRA: ASII, AUTO, ASGR, & AALI

Halo semuanya, kembali lagi bersama saya Ratih di Mommy Belluga Investing.  Hari ini saya bahas beberapa saham di Bursa Efek Indonesia yang ada kata ”Astra” nya. Saham saham itu antara lain: Astra International (ASII),  Astra Otoparts (AUTO),  Astra Graphia (ASGR),  Astra Agro Lestari  (AALI) Dari analisa sederhana saya, saya ketemu: Keempat perusahaan ini tidak pernah merugi, di 10 tahun belakangan.  3 dari empat perusahaan ini, lumayan tahan krisis.  Saat krisis, sepertinya pasar tetap melakukan pembelian kendaraan, akan tetapi menunda servis dan pembelian suku cadang.  ASII sepertinya patut saya pertimbangkan untuk dibeli. Bagaimana saya bisa sampai ke kesimpulan ini, simak analisa saya lebih lanjut. Ohya, jangan lupa subscribe dan like ya, supaya saya lebih bersemangat lagi untuk membuat konten – konten seperti ini.  Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date:  https://t.me/MommyBellugaInvesting Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube mela

Kenapa SRIL Pelit Dividen?

Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya Ratih, di Mommy Belluga Investing. Kali ini kita akan membahas, kenapa SRIL pelit dividen? Posting kali ini terinspirasi dari seri video 100 ribu saya sebelumnya, ini link-nya . Di posting itu saya ketemu walau laba SRIL cenderung terus meningkat, tapi dividen-nya segitu2 saja, malah cenderung makin kecil. Di posting kali ini saya telusuri dan plot angka – angka di laporan finansial SRIL dari tahun 2015 sampai dengan 2019 untuk menemukan, kenapa SRIL pelit dividen? Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date:  https://t.me/MommyBellugaInvesting    Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube melalui link ini:  https://youtu.be/jPSryA_8lUw Gambaran Umum SRIL adalah kode saham PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih populer dikenal sebagai Sritex. Sritex bergerak di adalah perusahaan tekstil dari hulu ke hilir. Lini usahanya mulai dari Pemintalan (Spinning), Penenunan (Weaving), Finishing, dan Garment. Perusahaan ini