Skip to main content

Punya Uang Rp 100 Ribu Beli Saham Apa Sekarang? SMDR, NELY & JRPT

Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya Ratih, di Mommy Belluga Investing.

Kali ini kita akan membahas, kalau punya uang Rp 100 ribu beli saham apa sekarang?

Posting ini adalah lanjutan dari Seri  Rp100 ribu. Dimana dalam seri ini saya saring perusahaan dengan kriteria harga di bawab 100 ribu rupiah, PE rasio di bawah 10, Operating dan Net Profit Margin positif, dan konsisten membayar dividen selama 5 tahun terakhir. Dari situ, saya ketemu 13 perusahaan. Link ke posting saya sebelumnya mengenai saringan ini.

2 dari 13 perusahaan itu, BJTM dan BFIN, sudah saya bahas di posting sebelumnya.  Hari ini saya akan bahas tiga lagi yaitu

  1. Samudera Indonesia Tbk : SMDR, 
  2. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. :NELY 
  3. PT Jaya Real Property, Tbk. : JRPT




Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date: https://t.me/MommyBellugaInvesting  

Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube melalui link ini: https://youtu.be/JuuX6dUPYTM


Kupas Tuntas SMDR, NELY, & JRPT

Ini adalah dua pilihan saya untuk video kali ini. SMDR, NELY, & JRPT. SMDR & NELY ada di bidang shipping. SMDR cakupannya internasional, sementara NELY cakupannya nasional. Sedangkan JRPT adalah perusahaan property dan infrastruktur.

SMDR

SMDR Samudera Indonesia, adalah perusahaan yang lumayan lama. Untuk saat ini, SMDR mempunyai 5 lini bisnis, yaitu Shipping, Logistic, Port, Property dan Service.

NELY

NELY adalah perusahaan pelayaran, dimana NELY memberikan service mengangkutan bahan-bahan komoditas antar pulau di Indonesia. Salah satu yang paling banyak adalah batubara.

JRPT

JRPT adalah perusahaan property. Yang bergerak di pengembangan kota, termasuk kawasan perumahan, industry, infrastruktur dan fasilitas umum.

Nah, sekarang kita lanjut melihat angka – angka kinerja SMDR, NELY, dan JRPT lebih dalam. Kita akan lihat:
  1. EPS atau Earning per Share
  2. PE Ratio atau Price to Earning Rasio, dan 
  3. Dividen-nya selama lima tahun terakhir. 
EPS SMDR, NELY, dan JRPT 2015 - 2019

Untuk melihat performa ketiga perusahaan ini, mari kita lihat laba per sahamnya dari tahun ke tahun (EPS). Untuk yang masih bingung apa itu EPS, bisa mengunjungi penjelasan saya tentang EPS di posting saya sebelumnya

Grafik di atas, membandingkan laba per saham atau EPS dari ketiga perusahaan. Yaitu SMDR, NELY dan JRPT.

Kita mulai dari SMDR, yang paling atas. SMDR sepertinya tidak menunjukkan trend peningkatan, bahkan negatif di 2019. Dari laporan keuangannya, rugi disebabkan dari 2 hal:
  1. Dari proses pembaharuan armada. Proses pembaharuan armada kapal ini termasuk penjualan 2 kapal yang lebih rendah dari harga belinya dahulu, kemudian pembelian baru. Saya tidak ketemu penjelasan lebih detailnya bagaimana. 
  2. Perlambatan ekonomi, salah satunya disebabkan perang dagang antara China dengan Amerika Serikat
Kita lanjut ke NELY, grafik yang di tengah. Laba NELY sempat turun di 2016 dari 2015. Tapi kembali meningkat lumayan banyak dari 2016 sampai 2018, tapi kelihatannya tidak banyak perubahan dari 2018-2019. Dibandingkan dengan SMDR, yang sama-sama di shipping, kelihatannya NELY lebih stabil. Lagipula, dari jangkauan bisnis dan klien NELY, yaitu lokal, dia tidak banyak terpengaruh situasi global.

Lanjut ke JRPT yang grafik EPS-nya paling bawah, garis warna ungu. JRPT yang bergerak di bidang properti, sepertinya menghasilkan laba yang stabil selama 5 tahun terakhir. 

Kalau kita bandingkan ketiga perusahaan, hanya SMDR yang sempat EPS-nya sempat berada di nilai negative, dan 5 tahun terakhir ini nilai eps-nya gak jauh – jauh dari 0 atau tidak ada laba.

Laba Per Saham Kuartal (EPS) 2019-2020

Sekarang mari kita tinjau apa efek pandemi ke ketiga perusahaan ini, mari kita bandingkan EPS per kuartalnya. 

Kita mulai dari SMDR, yang grafiknya paling atas. SMDR, walaupun sedikit. Tapi masih tetap positive di tahun 2020. Setidaknya sampai hari ini, tanggal 6 Desember 2020, say video ini direkam. Situasinya lebih parah di tahun lalu, di kuartal kedua & keempat SMDR mencatatkan laba minus atau kurang dari 0. Sedangkan di tahun ini masih di atas 0 walaupun tipis. Sepertinya situasi global, seperti perang dagang, lebih mempengaruhi performa SMDR.

NELY, sendiri sempat mebukukan pendapatan yang meningkat drastis di kuartal ke-4 2019. Efek pandemi sendiri, tampaknya mempengaruhi NELY, tapi tidak banyak. Dari grafik NELY kita lihat EPS di kuartal 1- kuartal 3 di 2020 masih lumayan sebanding dengan EPS kuartal 1- kuartal 4 2019

Untuk JRPT, sepertinya performa perusahaan terpengaruh situasin pandemi. Trend peningkatan laba di 2019, turun di awal 2020. Kemungkinan ini berkaitan dengan PSBB, dimana potensi konsumen pembeli rumah tidak bisa melakukan transaksi. Di kuartal 3 2020, sepertinya, transaksi kembali berjalan. Atau, transaksi yang seharusnya terjadi di kuartal 1-kuartal 2, 2020 tertunda ke kuartal 3 2020

Dividen SMDR, NELY, dan JRPT 2014-2020

Sekarang kita lihat seberapa laba perusahaan dapat dibagikan kepada pemilik, dalam hal ini pemegang saham, yaitu dividen.

Di grafik ini saya plot laba per saham dengan garis tipis, dan dividen dengan garis tebal. Di tiap data, saya isi dua angka, angka yang lebih diatas menandakan jumlah dividen yang dibagikan dalam rupiah, dan angka yang lebih di bawah, prosentase dividen terhadap laba per sahamnya atau “payout ratio”

SMDR kelihatannya berdedikasi kepada pemegang saham, juga sekaligus kurang wajar. Dari tahun 2014 sampai 2018, dividen SMDR lebih tingi dari laba per saham. Kemudian di tahun 2019 walaupun perusahaan merugi, dia tetap membagikan dividen. Ini menurut saya sedikit membingungkan. Duitnya dapat darimana untuk dibagikan sebagain dividen? Hasil penelusuran saya di laporan keuangan juga belum menemukan informasi apa – apa. Jadi ini saya tandai misterius dan kurang wajar. Kalo ada yang tau, silahkan tulis di komentar yah.

Dividen NELY lumayan fluktuatif, tidak terlalu proporsional terhandap pendapatannya, seperti kita lihat di grafik.  Di tahun 2019, pendapatn NELY naik jauh dari 2018, tapi dividennya malah lebih kecil dari 2018. Ada sedikit catatan, di tahun 2017, dividen yang dibagikan sedikit diatas laba per saham, di angka 1.4%.

JRPT sepertinya lumayan masuk akal dalam membagikan dividennya. Naik turunnya sebanding dengan laba perusahaan. Dividen nya dividen sempat melonjak tinggi di 2017, yang sepertinya akibat booming pendapatan dari properti.

Price to Earning Ratio Kuartal 2019 -2020

Sekarang mari kita lihat dan bandingkan, perusahaan mana yang cukup murah, dengan prospek bagus untuk potensial saya miliki. Mengacu pada grafik, idealnya P/E nya itu berada di tengah – tengah antara garis horisontal hijau dan merah. Kalo di bawah merah, perusahaan sedang merugi. Kali di atas haris hijau, perusahaan kemahalan. 

SMDR untuk saat ini hampir menyentuh garis hijau. Jadi kesininya sepertinya makin mahal yah. Untuk NELY, dia sepertinya stabil di dalam zona nyaman saya, jadi saya rasa ada prospek untuk dimiliki. JRPT, kelihatannya kesininya makin murah, jadi saya lumayan tertarik untuk memilik.

Kesimpulan
Untuk saat ini, membandingkan ketiga perusahaan diatas, sepertinya saya tertarik untuk memiliki JRPT diikutin NELY. Untuk SMDR saya tunggu dulu, karena sepertinya perusahaan belum begitu stabil.

Di grafik di atas saya plot, harga masing – masing perusahaan. Di grafik juga saya beri garis merah yang menandakan di harga berapa PE-nya melewati 10. Ini untuk kuartal sekarang ya, garis akan berubah mengikuti EPS atau laba per saham-nya. Selama masih di bawah merah, itu zona yang masih nyaman saya beli untuk kuartal ini.

Di grafik di layar kita lihat zona nyaman, untuk SMDR, walau saya tidak niat beli, adalah di bawah Rp 319 per saham. Untuk NELY ada di angka Rp 166 per saham. Per sesi penutupan Jumat kemarin, tanggal 4 Desember 2020, NELY ada di Rp 142. Untuk JRPT, zona nyaman, atau PE di bawah 10 ada di Rp 723. Per sesi penutupan Jumat kemarin, tanggal 4 Desember 2020, JRPT ada di Rp 550. 

1 Lot NELY ada di Rp 14200, sedangkan 1 Lot JRPT ada di Rp 55000. Rencana saya beli keduanya masing – masing 1 lot. Kalau ada uang lebih nanti saya beli lagi. Untuk sekarang biaya transaksi saham di POEMS ada di 0.17%. Jadi masih masuk akal untuk saya beli satu lot tiap kali transaksi. Saya masih ada cash sekitar Rp 200-an jadinya belanja Rp 60 ribuan untuk 1 lot NELY dan JRPT masih masuk akal.

Sekian dulu posting saya hari ini. Terima kasih banyak sudah nonton, ikutin terus perjalanan saya untuk belajar investasi, ya. Sampai ketemu di posting selanjutnya.

Punya Uang Rp 100 Ribu Beli Saham Apa Sekarang? BJTM & BFIN

Apa Itu Earning Per Share (EPS) atau Laba per Saham?








Comments

Popular posts from this blog

Bedah Portfolio Saham 1

Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya Ratih, di Mommy Belluga Investing. Kali ini saya akan melakukan bagi portfolio saya. Tujuannya: Sebagai dokumentasi perjalanan saya berinvestasi Agar, mengumpulkan saran2 dan tips-tips dari master-master investor di kebetulan membaca blog ini. Ini saya jujur2an, saya berharap semoga nanti portfolio ini terus berkembang. Versi video dari blog ini, "Bedah Portfolio Saham 1 (Bonus Perbandingan dengan Reksadana Index)" bisa diakses di YouTube: https://youtu.be/hUN85QmkF3A Portfolio  Jadi, singkat cerita, di atas ini penampakan portfolio saya, sampai dengan 19 November 2020, yaitu saat blog ini disiapkan. Portfolio vs Biaya Saya plot di grafik di bawah: Garis merah dan tebal itu adalah portfolio saya Garis biru adalah biaya yang saya keluarkan. Jadi kalo portfolio saya diatas garis biru, berarti saya masih untung, kalo dibawah, saya rugi. Kalo dilihat di awal-awal saya beli saham, nilai portfolio saya di bawah biaya. Tapi karena saya belinya,

Kupas Saham - Saham ASTRA: ASII, AUTO, ASGR, & AALI

Halo semuanya, kembali lagi bersama saya Ratih di Mommy Belluga Investing.  Hari ini saya bahas beberapa saham di Bursa Efek Indonesia yang ada kata ”Astra” nya. Saham saham itu antara lain: Astra International (ASII),  Astra Otoparts (AUTO),  Astra Graphia (ASGR),  Astra Agro Lestari  (AALI) Dari analisa sederhana saya, saya ketemu: Keempat perusahaan ini tidak pernah merugi, di 10 tahun belakangan.  3 dari empat perusahaan ini, lumayan tahan krisis.  Saat krisis, sepertinya pasar tetap melakukan pembelian kendaraan, akan tetapi menunda servis dan pembelian suku cadang.  ASII sepertinya patut saya pertimbangkan untuk dibeli. Bagaimana saya bisa sampai ke kesimpulan ini, simak analisa saya lebih lanjut. Ohya, jangan lupa subscribe dan like ya, supaya saya lebih bersemangat lagi untuk membuat konten – konten seperti ini.  Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date:  https://t.me/MommyBellugaInvesting Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube mela

Kenapa SRIL Pelit Dividen?

Halo semuanya, jumpa lagi dengan saya Ratih, di Mommy Belluga Investing. Kali ini kita akan membahas, kenapa SRIL pelit dividen? Posting kali ini terinspirasi dari seri video 100 ribu saya sebelumnya, ini link-nya . Di posting itu saya ketemu walau laba SRIL cenderung terus meningkat, tapi dividen-nya segitu2 saja, malah cenderung makin kecil. Di posting kali ini saya telusuri dan plot angka – angka di laporan finansial SRIL dari tahun 2015 sampai dengan 2019 untuk menemukan, kenapa SRIL pelit dividen? Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date:  https://t.me/MommyBellugaInvesting    Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube melalui link ini:  https://youtu.be/jPSryA_8lUw Gambaran Umum SRIL adalah kode saham PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih populer dikenal sebagai Sritex. Sritex bergerak di adalah perusahaan tekstil dari hulu ke hilir. Lini usahanya mulai dari Pemintalan (Spinning), Penenunan (Weaving), Finishing, dan Garment. Perusahaan ini