Halo semuanya, kembali lagi bersama saya Ratih di Mommy Belluga Investing.
Hari ini saya bahas beberapa saham di Bursa Efek Indonesia yang ada kata ”Astra” nya. Saham saham itu antara lain:
- Astra International (ASII),
- Astra Otoparts (AUTO),
- Astra Graphia (ASGR),
- Astra Agro Lestari (AALI)
Dari analisa sederhana saya, saya ketemu:
- Keempat perusahaan ini tidak pernah merugi, di 10 tahun belakangan.
- 3 dari empat perusahaan ini, lumayan tahan krisis.
- Saat krisis, sepertinya pasar tetap melakukan pembelian kendaraan, akan tetapi menunda servis dan pembelian suku cadang.
- ASII sepertinya patut saya pertimbangkan untuk dibeli.
Bagaimana saya bisa sampai ke kesimpulan ini, simak analisa saya lebih lanjut.
Ohya, jangan lupa subscribe dan like ya, supaya saya lebih bersemangat lagi untuk membuat konten – konten seperti ini.
Subscribe ke channel Telegram saya untuk info blog dan video ter-up to date: https://t.me/MommyBellugaInvesting
Versi video dari blog ini bisa diakses di YouTube melalui link ini: https://youtu.be/hGM9nINkKVo
Profil ASII
Ok, Kembali ke topik. Karena semua emiten yang saya bahas disini ada kata “Astra” nya, saya ingin bahas apa hubungan antara mereka ini.
Astra international, dengan kode saham ASII adalah induk perusahaan dari astra astra yang lain.
Anak-anak perusahaannya banyak sekali dan di berbagai bidang. Bidang-bidang usahanya dikelompokkan menjadi 7 grup. Yaitu,
1. Otomotif,
2. Jasa Kuangan,
3. Alat Berat, Tambang dan Energi
4. Agrobisnis,
5. Infrastruktur dan logistik,
6. Teknologi Informasi,
7. Properti.
Salah satu yang sering muncul di timeline saya adalah United Tractors dengan kode saham UNTR. Saya belum pelajari bagaimana kinerja UNTR. Mungkin di video yang lain. Dari laporan keuangan 2019, ASII atau Astra international, induk perusahaan Astra di layar, adalah salah satu investor di Gojek.
ASII sendiri adalah pemegang hak distribusi kendaraan roda empat Daihatsu, Isuzu, Toyota, dan kendaraan roda dua Honda, melalui kepemilikannya yang besar di PT Astra Daihatsu Motor, PT Isuzu Astra Motor Indonesia, PT Toyota-Astra Motor, dan PT Astra Honda Motor (50%).
Astra tampaknya juga perusahaan yang sudah lawas. Perusahaan ini berdiri di tahun 1957. Dalam rentang waktu dari berdiri sampai saat ini sudah Astra sudah melewati beberapa krisis, jadi sudah tahan banting lah. Kalau dilihat dari komposi sahamnya, bisa dibilang ASII sudah dikuasai asing. Karena 51% sahamnya dipegang oleh Jardine Cycle & Carriage Limited, Singapura.
Sekarang lanjut ke anak perusahaanya. Kita mulai dari AUTO atau Astra Otoparts. Astra Otoparts adalah salah satu anak perusahaan ASII yang bergerak di bidang produksi dan distribusi komponen; dan suku cadang otomotif. Baik itu kendaraan roda dua, roda empat, dan banyak roda.
Dari segi kepemilikan, 80% saham AUTO di pegang oleh ASII atau Astra international.
Profil ASGR
Berikutnya, Astragraphia dengan kode saham ASGR. Astragraphia adalah salah satu anak perusahaan Astra international di bidang Teknologi dan Informasi. ASGR sendiri berfokus di usaha Printing dan servis digital. Astragraphia juga partner exclusive dari FujiXerox.
Astra international atau ASII memegang hampir 77 % saham ASGR.
Profil AALI
Astra Agro lestari dengan kode saham AALI bergerak di bidang agribisnis. Mulai dari perkebunan, pengangkutan dan pengolahan.
Beberapa lini bisnisnya antara lain:
- Perkebunan kelapa sawit.
- Pembibitan dan pembiakan sapi potong. Yang ini, sepertinya di tumpeng sarikan dengan perkebunan kelapa sawit.
- Minyak goreng. Untuk ini saya tidak ketemu produk minyak goreng nya yang saya kenal.
- Jasa pengangkutan.
- Termasuk juga jasa konsultasi
AALI, bisa saya bilang termasuk perusahaan Milenial yah, karena di dirikan tahun 1988 dengan nama PT Suryaraya Cakrawala. Namanya baru berubah menjadi Astra Agro Lestari di tahun 1997, yang termasuk merger dengan perusahaan agribisnis lain. Hampir 78% sahamnya di pegang oleh Astra international
Laba per Saham (EPS)
Sekarang mari kita lihat bagaimana kinerja perusahaan bersaudara. Untuk ini saya lihat bagaimana perkembangan Laba per sahamnya atau Earning per share, singkatnya EPS. Kalo ada yang perlu penjelasan apa itu EPS, saya cantumkan link ke video saya tentang EPS di bagian deskripsi.
Di grafik di layar, saya plot EPS dari keempat perusahaan hampir 10 tahun terakhir. Di grafik saya juga beri garis hijau, untuk menandakan level nol. Dimana kalo EPS nya di bawah garis itu, artinya perusahaan lagi merugi. Sekilas kita lihat, sampai 2019, keempat perusahaan ini tidak ada yang merugi. Walaupun laba per saham nya turun naik.
Sekarang kita kembali ke grafik di layar. Kita mulai dari induk perusahaannya, Astra International atau ASII. Grafiknya ada di sebelah kiri atas, garisnya berwarna merah. ASII sempat mengalami penurunan laba yang lumayna signifikan di 2011, dimana kemudian meningkat lagi di 2012, bahkan lebih tinggi daripada tahun 2010. Dan kemudian stabil sampai dengan tahun 2014. Di 2015 EPS ASII sempat turun, dan kembali meningkat di 2016 sampai 2019.
Sekarang lanjut ke Astra Otoparts atau AUTO, yang grafiknya di sebelah kanan atas, berwarna biru muda.. Di grafik EPS kita lihat laba AUTO sempat turun drastis dari tahun 2013 sampai 2015. Pendapatannya mulai pulih Kembali dari tahun 2016 sampai dengan 2019.
Selanjutnya Astra Graphia, ASGR. Grafiknya ada di sebelah kiri bawah, berwarna ungu. Selama 10 tahun terakhir tampaknya tidak ada penurunan laba yang tajam dibandingkan dengan induk perusahaanya, ASII atau Astra Otoparts atau AUTO. Akan tetapi, dari 2014 sampai 2019 juga tidak ada peningkatan kinerja yang signifikan. Jadi labanya cenderung mendatar.
Berikutnya, AALI, atau Astra Agro lestari. Trend kinerja AALI seprtinya menurun 10 tahun terakhir, dimana laba per saham nya hampir nol di tahun 2019. Penurunan tajam juga terjadi di 2015 dan 2013. Seakan tahun ganjil bukan tahun yang bagus buat AALI.
Sejauh ini, ke empat perusaan ini sepertinya solid ya, hanya AALI yang cukup menghawatirkan, walaupun sepuluh tahun ke belakang tidak pernah rugi. Selanjutnya saya ingin lihat, seberapa tahan perusahaan ini terhadap krisis pandemi COVID-19 tahun yang dirasakan di tahun lalu, tahun 2020.
EPS Pandemi
Untuk itu, saya plot laba per saham di masing-masing kuartal dari tahun 2019 sampai dengan 2020. Saya kumpulkan datanya untuk 7 kuartal yang lalu. Saat video ini disiapkan, tanggal 16 Januari 2021, aporan kuartal keempat 2020 belum tersedia. Angka EPS yang saya sajikan di layar adalah EPS di kuartal itu saja, selama periode 3 bulan itu. Angkanya bisa berbeda dengan angka EPS di laporan kuartal perusahaan, karena biasanya angka EPS yang tertera di laporan keuangan adalah EPS berjalan, atau penjumlahan dari kuartal – kuartal sebelumnya di tahun yang sama.
Dari keempat bersaudara ini, cuma AUTO yang merugi. Yaitu di kuartal kedua 2020. Di layar, kita bisa melihat grafik AUTO di sebelah kanan atas, yang berwarna biru muda. Di kuartal – kuartal sebelumnya, EPS AUTO konsisten di atas garis nol, tapi kemudian di kuartal kedua EPSnya menurun drastis ke angka Rp 80an per saham. Bagusnya, EPS-nya naik kembali di kuartal ketiga, ke kisaran berasan rupiah per saham.
ASII, induk perusahaannya, grafiknya ada di sebelah kanan atas, malah mencatat peningkatan laba di kuartal kedua 2020. Pendapatannya lebih tinggi dari kurtal 1 2020, dan juga lebih tinggi dari kuartal yang sama di 2019. Dan kemudian turun lumayan drastis di kuartal ketiga ke kisaran Rp 60an per saham, lebih rendah daripada di periode yang sama di tahun sebelumnya.
Lanjut ke ASGR, grafiknya berwarna ungu di kiri bawah. ASGR mengalami penurunan laba yang lumayan banyak di kuartal pertama 2020 setelah mengalami peningkatan drastis di kuartal keempat 2019. Kemudian EPS ASGR meningkat tipis lagi di kuartal kedua dan ketiga tahun 2020.
AALI di pojok kanan bawah, walupun labanya turun di kuartal 2 2020, tidak sempat merugi. Kelihatan turun drastis dari kuartal pertama 2020, karena laba-nya di kuartal pertama meningkat drastis. Kalau kita bandingkan dengan laba di periode yang sama di tahun 2019, laba di kuartal kedua 2020 tidak terlalu rendah. Hal yang cukup baik adalah, laba-nya kemudian meningkat drastis lagi di kuartal ketiga 2020, ke angka kisaran Rp 90an per saham, angka yang cukup besar kalau dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, tahun 2019.
Kelihatannya, hanya AUTO atau Astra Autoparts yang sangat terpengaruh secara negative dari pandemi. Dari sini, saya sedikit bercocok-logi, dimana tampaknya, walaupun pandemi, masyarakat tetap beli kendaraan, tetapi menunda servis kendaraan. Selama pandemic, ASII tidak merugi sedangkan AUTO merugi. Servis yang tertunda juga kemungkinan gara-gara banyak bengkel yang tutup.
Sekarang, mari kita lihat seberapa banyak dari laba ini yang dibagikan ke pemegang saham.
Dividen
Ok di grafik ini saya plot dividen per saham yang dibagikan ke empat perusahaan ini selama 6 tahun dari tahun 2014 ke 2019. Besaran dividen nya saya plot sebagai noktah-noktah tebal, di hubungkan dengan garis tebal. Sebagai perbandingan, saya juga plot EPS nya sebagai garis tipis.
Secara singkat, ke-empat Astra ini rajin membagikan dividen salama 6 tahun terakhir.
Dan besar kemungkinan dividen akan dibagikan lagi untuk laba 2020, kecuali AUTO. AUTO, sampai kuartal ketiga masih merugi, dan juga secara keseluruhan tampaknya bakal mencatat kerugian di 2020. Jadi AUTO kemungkinan tidak akan membagikan dividen.
Kemudian rasio laba yang di bagikan sebagai dividen oleh ASII, ASGR dan AUTO saya rasa masuk akal. Kecuali AALI.
Kita lihat AALI, grafiknya di kanan bawah, berwarna abu – abu. AALI membagikan dividen sesuai laba yang di dapatkan. Tinggi saat laba banyak, dan kecil saat laba berkurang. AALI biasanya membagikan antara 30-50 persen labanya, kecuali di 2016 dan 2019. Dimana laba yang dibagikan sebagai dividen mendekati angka 80 persen. Di 2019 prosentase laba yang dibagikan lebih tinggi lagi, yaitu 83 persen.
Lanjut ke ASII, di sebelah kiri atas. Dividen ASII sepertinya lumayan stabil. Dividen nya juga mengikuti laba perusahaan. Prosentase laba yang dibagikan berkisar antara 30-50 persen. Saya rasa ini sangat masuk akal.
Seperti induknya, ASGR di pojok kiri bawah, juga membagikan dividen sesuai laba perusahaan. ASGR membagikan antara 29 – 60 persen labanya sebagai dividen.
Terakhir AUTO, grafiknya ada di kanan atas. Jumlah dividen-nya saya rasa lumayan masuk akal juga, karena jumlahnya mengikuti laba perusahaan, walaupun tidak begitu mengikut trend yang sama yah. Prosentase yang dibagikan sempat tinggi sekali di 2016, yang mencapai 74 persen. Kedua tertinggi di 2018 yaitu 71 persen. Tetapi sebagian besar laba yang dibagikan antara 27 – 40 persen.
Selanjutnya saya ingin lihat, seberapa prospek saya untuk memiliki perusahaan ini
PE Rasio
Untuk melihat prospek saya menanamkan dana saya di perusahaan ini, saya akan lihat price to earning ratio nya, singkatnya PE. Dalam beberapa video lainnya, sering juga disebut PER (mirip pegas).
Untuk yang perlu pengingat apa itu PE, videonya penjelasan saya tentang PE saya cantumkan di deskripsi.
Di grafik ini saya plot PE dari 8 kuartal terakhir. Besaran PE nya saya plot sebagi noktah-noktah tebal dihubungkan dengan garis tebal. Di setiap grafik saya juga plot garis hijau dan merah putus putus.
Garis hijau menandakan level dimana PE nya 10, dan garis merah putus-putus adalah PE nol. PE di bawah garis merah menandakan perusahaan sedang merugi. Kalau di atas garis hijau, saya anggap valuasi perusahaan sedang kemahalan. Jadi PE diantara garis hijau dan merah saya anggap daerah saya bakal pertimbangkan untuk mengalokasikan dana. Kalo ada yah.
Kita mulai dari induk perusahaanya, Astra International atau ASII. Untuk ASII, sampai kuartal pertama 2020, PE nya mulai tampak menarik, bertepatan dengan awal pandemic. Di kuartal ketiga 2020 tampaknya mulai beranjak keluar lagi.
Kemudian ASGR, grafiknya di kiri bawah berwarna ungu. Sampai dengan kuartal keempat 2019, PE nya berada di kisaran 10. Akan tetapi, meloncat tinggi di kuartal awal 2020. Di kuartal kedua dan ketiga, masih berkisar di angka 20an.
Untuk AALI, PE tahun 2019 sangatlah tinggi. PE nya hampir mencapai angka 2059 di kuartal kedua 2019. Sempat masuk di daerah yang menarik di kuartal 1 2020, sampai akhirnya naik lagi melampaui PE 10 di kuartal kedua dan ketiga 2020.
Terakhir AUTO, grafiknya di kanan atas berwarna biru muda, di kuartal ketiga dan keempat 2019, PE-nya cukup menarik. Dimana PE nya sekitar 9. Akan tetapi, keluar di tahun 2020. Ini dikarenakan perusahaannya merugi di tahun 2020.
Dlihat dari PE sampai kuartal ketiga 2020, tampaknya ASII yang masih patut saya pertimbangkan lebih lanjut.
Zona Harga Nyaman
Okay, sekarang kita sampai pada bagian akhir video ini.
Pertama – tama, harga nyaman versi saya.
Di layar kita lihat pergerakan harga dibandingkan dengan zona harga nyaman saya.
Per tanggal 16 Januari 2021, pada saat postin ini disiapkan, berdasarkan PE-nya di kuartal ketiga 2020:
- Harga ASII adalah di kisaran Rp 6500an per lembar saham, sedangkan yang nyaman bagi saya adalah maksimal di Rp 4626 per saham.
- Harga AUTO adalah di kisaran Rp 1100an per lembar saham, karena perusahaannya merugi di kuartal ketiga 2020, saya belum bisa memberi angka harga nyaman.
- Harga ASGR adalah di kisaran Rp 800an per lembar saham, sedangkan yang nyaman bagi saya adalah maksimal di Rp 332 per saham.
- Harga AALI adalah di kisaran Rp 12000an per lembar saham, sedangkan yang nyaman bagi saya adalah maksimal di Rp 4035 per saham.
Kesimpulan
Kesimpulannya, dari kesuluruhan analisis sederhana saya, dimulai dari EPS keempat perusahaan ini sampai dengan harga nyaman-nya, saya ketemu:
- Keempat perusahaan ini tidak pernah merugi, di 10 tahun belakangan. Kecuali AUTO, perusahaan produsen spare part yang kemungkinan merugi di tahun 2020.
- Tiga dari empat perusahaan ini, kecuali AUTO, lumayan tahan krisis.
- Saat krisis, sepertinya pasar tetap melakukan pembelian kendaraan, akan tetapi menunda servis dan pembelian suku cadang.
- ASII lumayan menjanjikan, tapi sayangnya sejak kuartal ketiga 2020, harganya sudah naik lumayan banyak. Jadinya sudah lumayan kemahalan. Walau belum semahal ASGR dan AALI.
Sekian analisis singkat keempat perusahaan segala Astra ini. Semoga bermanfaat, dan sampai ketemu di posting selanjutnya. Jangan lupa subscribe, supaya saya lebih bersemangat lagi untuk membuat konten – konten seperti ini.
Comments
Post a Comment