ASRI awalnya didirikan tahun 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal. Namanya baru berubah menjadi PT Alam Sutera Realty tahun 2007. Berdekatan dengan saat sahamnya mulai di perdagangkan di bursa saham. Yang membuat saya tertarik untuk melirik perusahaan ini adalah karena perusahaan ini menguasai kompels Garuda Wisnu Kencana di singkat GWK di Bali.
Dari laporan tahunan 2019, Kepemilikan terbesar dipegang secara tidak langsung oleh THE NING KING FAMILI dengan total 45.84%. Saya bilang tidak langsung, karena THE NING KING FAMILI memegang sahamnya lewat 2 perusahaan lain, yaitu PT Tangerang Fajar Industrial Estate (25.72%) dan lewat PT Manunggal Prime Development (20.12%). Kemudisn, 54.16% Sahamnya dipegang oleh masyarakat.
Oke, sekarang mari kita lihat kinerja ke empat perusahaan ini.
Okay, yang pertama-tama saya lakukan untuk menilai bagiamana kinerja keempat perusahaan properti ini adalah dengan melihat labanya. Dalam hal ini laba per sahamnya atau earning per share disingkat EPS. Di grafik ini saya plot EPS dari ke empat perusahaan ini sebagai noktah-noktah tebal, paling atas MTLA, kemudian APLN, JRPT dan ASRI.
Secara cepat kita lihat ke empat perusahaan mengalami peningkatan laba 10 tahun terakhir. Kecuali APLN yang sepertinya merugi di 2019. Sedangkan, MTLA, JRPT dan ASRI tidak pernah merugi sampai 2019. Secara spesifik,
MTLA atau PT Metropolitan Land, yang grafiknya paling atas, mengalami peningkatan laba yang lumayan drastis semenjak 2015, setelah sebelumnya sempat menurun sedikit di 2015.
Kemudian APLN atau Agung Podomoro Land, labanya sempat meningkat dari 2010 sampai 2012. Yang kemudian stabil sampai 2015. Di 2016 labanya turun sedikit, yang akhirnya melonjak tinggi di 2017. Dari tahun 2017 ke tahun 2018 labanya menurun drastis, sampai akhirnya membukukan kerugian di 2019.
Selanjutnya JRPT atau Jaya Property, labanya meningkat teratur sampai 2017. Mirip dengan APLN, labanya juga menurun di 2018, dan sedikit lebih turun lagi di 2019.
Terakhir ASRI atau Alam Sutera Realty, labanya naik turun selama 10 tahun terakhir. Labanya naik sampai 2012, turun lagi di 2013, naik di 2014 dan turun juga di 2015 sampai 2016. Kenaikan terakhir di 2017, yang semenjak itu turun sampai 2018. 2019 sedikit lebih tinggi dari 2018.
Okay, kita telah lihat bagaimana kinerja keempat perusahaan property ini, melalui epsnya selama 10 tahun terakhir. Sekarang mari kita lihat apakah perusahaan ini tahan pandemi?
Kinerja saat pandemi
Ok untuk melihat efek pademi terhadap keempat perusahaan property ini, di grafik ini saya plot laba per saham di tiap kuartal di tahun 2019 sampai dengan kuartal ketiga 2020. Disini kita lihat MTLA dan JRPT tetap menghasilkan laba selama tiga kuartal 2020.
Spesifiknya, dari atas ke bawah, kita mulai dari MTLA.
Laba MTLA atau PT Metropolitan Land sempat turun memasuk kuartal pertama 2020, dan terus menurun hingga kuartal kedua 2020. Di kuartal ketiga, sepertinya naik kembali, bahkan lebih tinggi dari kuartal yang sama di 2019.
Kemudian APLN atau Agung Podomoro Land, sepertinya sudah merugi dari kuartal kedua 2019. Kerugiannya berlanjut sampai dengan kuartal pertama 2020. Di kuartal kedua 2020 sempat membukukan laba, sebelum akhirnya membukukan kerugian di kuartal ketiga 2020.
JRPT terus menghasilkan laba selama 7 kuartal terakhir. Memasuki 2020 labanya sempat menurun di kuartal pertama dan kedua, tetapi kembali meningkat lagi di kuartal ketiga. Angka EPS di kuartal ketiga 2020 bahkan lebih tinggi dibanding kuartal yang sama di 2019.
Terakhir ASRI atau Alam Sutera Realti labanya sudah sangat tipis di 2019. Memasuki kuartal pertama 2020, ASRI mencatat kerugian, lalu sempat membukukan laba di kuartal kedua 2020. Seperti yang kita lihat di layar, ASRI mencatat kerugian di kuartal ketiga 2020. EPS tahunan ASRI 10 tahun ke belakang lumayan baik, tapi sayangnya tidak tahan pandemi.
Dari sini saya bisa memberikan rangking 1 ke JRPT, karena tampaknya paling tahan menghadapi krisis kemaren. MTLA juga keliatan lumayan tahan, tetapi sepertinya terdampak lebih parah. APLN dan ASRI lumayan rentan terhadap krisis.
Setelah kita lihat bagaimana ke empat perusahaan property ini menghasilkal laba, mari kita lihat seberapa bagian keuntungan dalam bentuk dividen yang dibagikan ke pemegang saham.
Dividen 2014 - 2020
Di grafik ini saya plot sejarah pembagian dividen dari keempat perusahaan property ini dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2020. Dividen nya saya plot sebagai noktah-noktah tebal yang dihubungkan dengan garis tebal. Di dividen tersebut juga saya beri dua angka yang menyatakan besaran dividennya, kemudian angka dibawahnya prosentase dari dividen terhandap laba per saham nya. Laba per sahamnya sendiri saya plot sebagai garis tipis, biar lebih enak visualisasinya.
Secara ringkas kita bisa lihat, MTLA yaitu grafik paling atas dan JRPT grafik nomor tiga, lumayan rajin membagikan dividen 5 tahun terakhir. Prosentase dividen terhadap labanya juga masih dalam ukuran wajar. Hal ini masuk akal karena kedua perusahaan ini rutin mencatatkan laba dan belum pernah merugi 10 tahun ke belakang ini.
Secara spesifik, kita bahas dari atas ke bawah.
MTLA besaran dividennya meningkat teratur selama 5 tahun terakhir. Prosentase dividen berkisar antara 12-19 persen dari laba. Bantalan yang lumayan tebal menurut saya, walapun agak pelit yah hehe.
Kemudian APLN, saya tidak berharap banyak. Karena seperti yang kita lihat di slide – slide sebelumnya, labanya juga kurang stabil. Tapi APLN sempat membagikan dividen sebesar 2 rupiah per saham, yaitu sekitar 6% dari laba tahun 2016.
Selanjutnya JRPT membagikan sekitar 30 persen dari labanya. Kecuali 2017 yang tiba-tiba melonjak membagikan 63% dari laba.
Terakhir ASRI, yang dividennya juga bolong-bolong. ASRI sempat membagikan 12 persenan dan 5 persenan labanya dalam 5 tahun terakhir. Yaitu di 2014 dan 2016.
Ok, kita telah lihat kinerja perusahaan-perusahaan property ini, dan apa yang bisa dinikmati pemegang saham. Sekarang pertanyaan yang paling penting adalah, apakah mereka cukup murah untuk saya beli? Tentu saja kalo saya ada dana. Untuk, saya yang budgetnya terbatas, ini merpakan tantangan ya.
Comments
Post a Comment